πΈ Berkaca dari Kisah Ustadzah Sarmini πΈ
Bissmillaahirrohmanirrohiim π·π·π·π·π·π·π·π·
Alhamdulillaahilladzii bini'matihi tathimmusshoolihaat
Segala puji bagi Alloh Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.
Sebagai seorang Ibu, saya ingin menjadi Madrosatul Ula yang berkualitas, sehingga saya harus bisa mengajarkan Al Qur'an sejak dini kepada anak-anak dengan metode terbaik, agar anak-anak bisa dengan mudah menerima dan mengamalkannya. Saya masih bingung apa yang harus saya lakukan dengan pengetahuan yang masih sedikit.
Namun, Alhamdulillah hari ini kegelisahan sayapun perlahan menghilang, berubah menjadi rasa optimis bahwa saya juga bisa mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak saya setelah menyimak kisah luar biasa dari seorang Perempuan yang memiliki empat anak dan berhasil menjadikan keempat anaknya tersebut menjadi hafidz Al-Quran diusia belia. Beliau adalah Dr. Sarmini, Lc. MA.
Siapakah beliau? Disini saya akan mencoba untuk menceritakan kembali sepenggal kisah hidup Dr. Sarmini, Lc. MA., yang saya dapatkan dari Pelatihan Dauroh Al Qur’an tentang Metode Utrujah.
Ustadzah Sarmini kelahiran Ponorogo ini merupakan cendikiawan yang memiliki fokus pada bidang kajian pembuatan kurikulum dan metode pengajaran. Salah satu metode pengajaran yang dikembangkan adalah Metode Utrujah, metode yang sudah didasari dengan ilmu-ilmu dan penelitian-penelitian. Ustadzah Sarmini merupakan Pendiri sekaligus Pengasuh Markaz Utrujah Jakarta. Selain itu menjadi konsultan kurikulum di berbagai instansi di berbagai kota.
Ustadzah Sarmini pun berhasil menerapkan Metode Utrujah kepada empat anaknya. Saudah sebagai anak pertama, sudah khatam membaca Al-Quran pada usia 4 tahun 14 hari dan hafal 30 juz pada usia 7 tahun 8 bulan. Anak keduanya bernama Atikah, saat berusia 4 tahun 2 bulan bisa membaca Al-Quran dan mengkhatamkannya pada usia 4 tahun 6 bulan, serta sudah hafal 30 Juz ketika berusia 8 tahun 6 bulan. Anak ketiga bernama Nusaibah bisa membaca Al Qur’an pada usia 3 tahun 7 bulan khatam membaca Al Qur’an pada usia 3 tahun 11 bulan dan hafal 30 Juz pada usia 8 tahun 9 bulan. Ada pun yang bungsu yaitu Abdullah, hafal 30 Juz saat berusia 6 tahun 3 bulan.
Maa syaa Allaah, Tabaarokallaah...πΉπΉπΉ
Perjuangan Ustadzah Sarmini tidaklah mudah dalam mendidik anak-anaknya untuk mencintai Al Qur’an. Ustadzah Sarmini memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya agar mencintai dan mendahulukan Al Qur’an. Kenapa mendahulukan Al Qur’an? Karena Al Qur’an itu mengajarkan tentang Aqidah yaitu mendahulukan Alloh Subhanahu Wata'ala. Apabila mendahulukan Al Qur’an makan urusan yang lain akan mengikuti karena Alloh Subhanahu Wata'ala akan memudahkannya.
Ustadzah Sarmini dan suaminya bertekad menjadikan keluarganya untuk mencintai Al Qur’an walaupun kondisi saat itu banyak kendala yang menghampiri, harus berpindah-pindah tempat seperti tinggal di Sudan, Sidoarjo dan Jakarta. Kadang bisa tinggal bersama, kadang terpisah satu sama lain di tempat yang berbeda karena memiliki amanah masing-masing. Namun, kendala itu tidak menyurutkan tekad mereka berdua untuk mencetak generasi Rabbani Qur’ani. Sehingga mereka sangat memanfaatkan waktu untuk mengajarkan anak-anaknya Al-Qur'an di usia yang cukup dini.
Maa syaa Allaah, Tabaarokallaah.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu memberikan keberkahan kepada beliau dan keluarganya. Dan menjadikan mereka Ahlullaah.
Aamiin Taqobbal du’aa.
.πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
.
πLangkah awal saya dalam menduplikasi kisah Ustadzah Sarmini ini diantaranya;π
π1. Meluruskan niat
π2. Mengikuti pelatihan dan mempraktekan Metode Utrujah dengan baik.
π3. Bekerjasama dengan suami dan anak-anak
π4. Bertahap dan perlahan tapi pasti.
π5. Belajar untuk Istiqomah, walaupun itu sebentar tapi sering.
π6. Semangat dan Azzam yang kuat
π7. Berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala
Allaahumma Istiqoomah Ma’al Qur’aan…π€²π€²
Posting Komentar untuk "πΈ Berkaca dari Kisah Ustadzah Sarmini πΈ"